MEDAN MAGNETIK BUMI





PENENTUAN MEDAN MAGNETIK BUMI
(Makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa)


Dosen Pengampu:


Oleh:
Iga Pramudia Wati
I Putu Yogi Setia Permana
Karina Wijaya
Rahma Ayu Antika


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Penentuan Medan Magnet Bumi” yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang diberikan oleh pembimbing kami, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada semua pihak yang turut serta membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Medan Magnet bumi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Terima Kasih.

Bandarlampung, 08 Mei 2017

Penulis





DAFTAR ISI



Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

II. TEORI DASAR
A.    Kajian Pustaka.............................................................................................. 3

III. Metodologi
A.    Alat dan Bahan..............................................................................................
B.     Desain Percobaan...........................................................................................
C.     Prosedur percobaan........................................................................................
D.    Analisis Data..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Medan magnet bumi merupakan salah satu mekanisme pertahanan bumi dari adanya serangan radiasi dan sampah-sampah angkasa. Medan magnet bumi ini membentuk dua buah kutub magnet. Kutub utara medan magnet bumi terdapat di kutub selatan geogrfi bumi sedangkan kutub selatan medan magnet bumi terdapat di bagian kutub utara bumi. Namun kompas tidak tepat menghadap ke utara geografi bumi karena ada perbedaan letak poros utara bumi dengan poros kutub selatan magnet. Sudut yang dibentuk dari penyimpangan medan magnet bumi dengan arah geografis bumi disebut juga dengan sudut inklinasi.

Keberadaan medan magnet bumi ini dimanfaatkan oleh manusia dalam hal navigasi yang mempermudah manusia dalam menentukan arah. Medan magnetik yang asal-usulnya masih belum dipahami sepenuhnya oleh para ilmuwan, mampu menangkap partikel-partikel nuklir yang berenergi tinggi, umumnya berupa proton dan elektron.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah cara menyelidiki medan magnet pada bumi?

 
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui cara menyelidiki medan magnet pada bumi





BAB II
TEORI DASAR

A.     TEORI PEMBENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI

Bumi mempunyai sistem pertahanan yang dapat melindungi bumi dari radiasi sinar matahari misalnya sinar ultraviolet. Lapisan tersebut dinamakan atmosfer bumi. Selain lapisan atmosfer yang tersusun atas gas-gas, bumi juga memiliki sistem pertahanan terhadap aktivitas antariksa yaitu medan magnet bumi. Fungsi dari medan magnet bumi sebagai pelindung pancaran radiasi kosmis yang berasal dari luar angkasa. Medan magnetik bumi dapat memantulkan sebagian besar angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi lapisan atmosfer bumi.
Gambar 2.1. Medan Magnet Bumi


Ada beberapa teori yang menjelaskan asal dari medan magnet bumi, antara lain :






1. Teori Geomagnet

Seorang fisikawan Inggris bernama Sir William Gilbert menganalogikan bumi sebagai dipole magnetik raksasa dalam bukunya yang berjudul “de magnete”. Pernyataan ini menjadi cikal bakal dipelajarinya suatu teori bernama geomagnet atau kemagnetan bumi. Selanjutnya Gilbert mengatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet raksasa dengan sebuah kutub magnet utara dan sebuah kutub magnet selatan.

Penjelasan kemagnetan bumi (geomagnetism) terjadi karena adanya arus listrik di dalam inti bumi yang berbentuk cair dan mudah bergerak. Pergerakan bumi menimbulkan pergerakan relatif dari ion-ion di dalam materi. Ion-ion yang bergerak itu menimbulkan arus listrik dalam inti bumi dan arus yang berputar menimbulkan medan magnet disekitarnya. 

Bumi terbagi atas lapisan inti-dalam yang padat dan diatasnya adalah lapisan inti-luar yang cair. Dari segi kandungan kimia, kandungan bagian inti bumi adalah paduan besi-nikel. Struktur bumi dapat dijelaskan dari faktor suhu dan tekanan. Pada inti bumi, panas yang ditimbulkan oleh peluruhan radioaktif akan melelehkan batuan. Tekanan tinggi, sebaliknya akan cenderung memadatkan batuan. Dengan demikian, walaupun pada inti-dalam suhunya paling tinggi, mencapai 3.000 derajat Celcius, tekanan dari lapisan batuan diatasnya lebih kuat pengaruhnya sehingga inti-dalam berwujud padat. Di lapisan inti-luar, tekanan lapisan batuan diatasnya tidak cukup tinggi untuk mengimbangi kekuatan faktor suhu sehingga dihasilkan wujud cair. 

Menurut Gillbert, sifat magnet bumi ditimbulkan karena adanya arus listrik di lapisan inti luar. Seperti pernyataan di atas, lapisan inti-luar berwujud cair. Suhu permukaan cairan inti-luar yang bersentuhan dengan inti-dalam jauh lebih tinggi daripada lapisan cairan inti-luar yang bersentuhan dengan mantel. Akibatya, seperti memanaskan air, akan terjadi arus konveksi cairan pada inti-luar dan arus konveksi ini menimbulkan arus listrik. Arus listrik inilah yang menimbulkan sifat magnet bumi (Irwan Suhanda, 2013). 

2. Teori Dinamo

Teori dinamo adalah teori pertama kali diajukan oleh Joseph Larmor pada tahun 1919. Teori Dinamo menjelaskan bahwa di dalam perut bumi terdapat besi dalam wujud cair yang bertindak sebagai objek yang sangat konduktif, disebut sebagai dinamo (dynamo). Cairan panas ini mengalir di dalam bumi karena perputaran bumi sejak terbentuknya tata surya. 

Terdapat tiga syarat agar teori dinamo dapar beroperasi, yaitu :
·         Medium cair yang konduktif secara elektrik,
·         Energi kinetik yang dihasilkan oleh rotasi planet,
·         Sumber energi internal untuk mengarahkan gerakan konvektif dalam cairan.

Pada kasus ini medan magnet diyakini dihasilkan dari peristiwa konveksi besi cair, di dalam cairan inti bagian luar, sejalan dengan efek coriolis (Coriolis effect) yang disebabkan oleh rotasi planet yang mengarahkan arus bergulung sejajar dengan kutub utara-selatan. Saat cairan konduktif mengalir, arus listrik akan terinduksikan, yang kemudian kembali menghasilkan medan magnet yang lain. Saat medan magnet ini menguatkan medan magnet yang sebelumnya, dinamo terbentuk dan menjadi stabil. 

3. Analogi dengan Teori Efek Termolistik
Peristiwa terjadinya medan magnet bumi yang terjadi dari inti bumi yang panas dijelaskan dengan teori Efek termolistrik. Gejala termolistrik tidak lain ialah suatu gejala pemanasan dan pendinginan akibat dari pengaliran arus listrik di dalam bahan lewat suatu beda potensial yang bukan berasal dari sumber daya luar, melainkan berasal dari bahan itu sendiri akibat tidak meratanya kerapatan muatan di dalam bahan, sedang sumber daya luar yang dikenakan adalah untuk memaksakan pengaliran arus listrik dalam bahan.

Suatu contoh misalnya jika satu ujung kawat dipanaskan sedang satu ujung lainnya didinginkan, maka terjadi gradien suhu sepanjang kawat tersebut dan terdapat gradien kerapatan elektron bebas didalamnya. Gradien kerapatan elektron ini menyebabkan gradien kerapatan muatan dan mengakibatkan terjadinya gradien potensial sepanjang kawat (Peter Soedojo, 1985). 

Analogi dengan teori tersebut inti bumi terdiri dari lapisan inti dalam yang berbentuk padatan dan lapisan inti luar yang berupa cairan mempunyai lectronre yang berbeda. Pada bumi terdapat aliran fluida berasal dari cairan material bumi dan terdapat material berupa padatan yang berbeda konduktivitasnya. Menurut prinsip termolistrik, jika terdapat dua lempeng berbeda konduktivitasnya saling didekatkan dan antar kedua bagian bertemu dengan lectronre yang berbeda mengakibatkan muncul arus lectron. Maka terjadilah tenaga kelistrikan yang berasal dari gerakan zarah bermuatan listrik yakni lectron-elektron melalui suatu beda potensial sehingga di sekelilingnya akan terbentuk medan magnet. 
(Wibowo.2015)

B.   Faktor Penyebab Kemagnetan Bumi
a.      Gejala dalam Bumi

Menurut teori magnetohidrodinamis penyebab utama kemagnetan bumi sekitar 99% adalah gejala yang terjadi di dalam bumi disebabkan oleh arus listrik yang terbentuk karena adanya proses rotasi bumi dan arus konveksi, sehingga menginduksi material-material bersifat magnetik di dekatnya dan mempengaruhi perubahan variasi medan magnet. Sifat kemagnetan bumi ini terpolarisasi menjadi dua kutub, utara dan selatan, sehingga seolah-olah di dalam bumi terdapat magnet batang yang sangat besar dengan dua kutub yang letaknya terpisah jauh. Medan magnet utama bumi tidak konstan tetapi mengalami perubahan terhadap waktu, sesuai keadaan di dalam bumi. Hal tersebut ditunjukkan dalam studi paleomagnetik bahwa banyak batuan di kerak bumi dengan posisi sebelah meyebelah yang memiliki arah kutub kemagnetan yang berkebalikan. Perubahan kemagnetan bumi akibat aktivitas bumi sendiri ini sangat lamban dan biasa disebut variasi sekuler. Besarnya variasi ini untuk setiap tempat tidak sama, tetapi dalam skala regional masih sama. Beberapa ahli menduga perubahan ini diakibatkan aktivitas arus konveksi yang berada di dalam inti bumi yang menimbulkan arus listrik sehingga medan magnet yang ditimbulkan mempengaruhi medan magnet di sekitarnya. W.M. Elsasser menyimpulkan material inti bumi yang dominan adalah besi yang merupakan konduktor yang baik. Gerakan inti bumi cair inilah yang memungkinkan arus listrik kemudian menimbulkan medan magnet bumi utama.
Kedua kutub magnet bumi dikenal sebagai “Geomagnetic Poles” yang merupakan kutub teoritis dimana sumbu magnet membuat sudut kurang lebih 11.50dengan sumbu rotasi bumi yaitu pada :
a.       Kutub negatif magnet terletak di Pulau Canadian Arktik dengan posisi lintang 75.50 LS dan bujur : 100.40 BB
b.      Kutub positif magnet terletak di Pantai Selatan Antartika dan Tasmania.

b.      Gejala dari Luar
Sekitar 1 % dari kemagnetan bumi disebabkan oleh pengaruh dari luar bumi. Medan magnet ini disebabkan oleh arus listrik di lapisan ionosfer yang menginduksi medan magnet di permukaan bumi akibat adanya arus listrik yang berasal dari proses ionisasi gas oleh artikel elektromagnetik, terutama sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Medan luar menyebabkan perubahan yang sifatnya periodik. Berdasar periodenya, gejala dari luar dapat dibedakan menjadi :

a.       Variasi harian matahari
Matahari memancarkan arus tetap yang terdiri dari atom hydrogen terionisasi (proton) dan elektron yang menjalar melalui tata surya dengan kecepatan supersonik. Angin matahari yang muncul seperti ini berinteraksi secara kuat dengan medan magnet bumi yang menyebabkan terjadinya badai magnetik sehingga nilai medan magnet bumi mengalam perubahan.

b.      Variasi harian bulan
Variasi harian bulan disebabkan adanya interaksi bulan dengan lapisan ionosfera dan mempunyai periode 24 jam dengan amplitudo 2 nT. Melalui pengamatan magnet bumi, variasi harian bulan dan matahari menimbulkan pengaruh yang bersifat periodik selama satu hari. Variasi ini dikenal dengan variasi harian (diurnal variation). Perubahan variasi harian ini dicatat oleh stasiun pengamatan magnet bumi menggunakan variometer.
c. Badai magnetik
Badai magnetik adalah gangguan medan magnet bumi secara tiba-tiba disebabkan oleh induksi partikel bermuatan listrik yang sampai pada permukaan bumi. Badai magnetik ini cenderung berulang setiap 27 hari dan kejadiannya dipicu oleh aktivitas sunspot di matahari yang mengarah ke bumi sehingga menginduksi magnetosfera dan mengacaukan medan magnet bumi, akibatnya variasi magnet bumi menjadi terganggu. Ketika terjadi badai magnetik, segala aktivitas yang berkaitan dengan magnet dan memanfaatkan lapisan ionosfer akan mengalami gangguan.


C.   Pengaruh Kemagnetan Bumi
Diatas eksosfer ada satu daerah yang menunjukkan sifat-sifat magnetik bumi danberinteraksi dengan arus radiasi matahari korpuskuler yang mengisi ruang antar planetyang disebut angin surya (solar wind) yang setelah sampai ke Bumi berinteraksi dengan magnet bumi yang disebut magnetosfera. Akibat interaksi ini, magnetosfera bentuknyamenjadi seperti komet karena adanya hembusan angin surya tersebut. Perhatikan gambarberikut ini:
Gambar 2.2. Pengaruh Kemagnetan Bumi
data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAXQAAADpCAIAAAC7jlstAAAgAElEQVR4nOy9eVxOW/s/

Gambar 2.3. Pengaruh Medan Magnet
data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAX0AAADwCAIAAABjQiO0AAAgAElEQVR4nOy913Mr+ZUmOH/

Magnetosfer bumi ditemukan oleh satelit Explorer 1 selama penelitian yang dilakukan pada masa tahun geofisika Internasional.Magnetosfer berfungsi sebagai penangkal petir bagi bumi, yang berarti lapisan ini menangkal radiasi berbahaya yang berasal dari matahari. Ketika radiasi menghujani bumi, magnetosfer akan memantulkan sebagian besar radiasi dan menyerap sisanya dan diarahkan menuju kutub, akibatnya terjadi reaksi tumbukan dengan atmosfer dan menjadi aurora.

Menurut Thomas Djamaludin, peneliti LIPI, lapisan magnetosfer merupakan selubung tak kasat mata yang dibentuk oleh medan magnet bumi. Magnetosfer ini mengelilingi bumi pada jarak 95 ribu km di atas permukaan bumi. Sejak awal terbentuknya bumi, lapisan ini menjadi pelindung semua makhluk dari serangan partikel berbahaya termasuk badai matahari. Magnetosfer bekerja seperti tameng, membelokkan setiap partikel yang menghampirinya, badai matahari sendiri nantinya akan dibelokkan ke arah kutub bumi. Di sini, tameng kedua menunggu untuk menghancurkan badai kiriman matahari. Tameng kedua tersebut adalah lapisan atmosfer yang terdapat pada ketinggian 80 km diatas permukaan bumi. Di daerah ini, badai matahari akan disaring oleh medan magnet bumi yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya badai yang semula berbahaya melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal dengan aurora.



Gambar 2.4.Proses Terjadinya Aurora
data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAdsAAAEjCAIAAAD12TwXAAAgAElEQVR4nOydd1xUZ9r/

Gambar. 2.5.Aurora
data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAPQAAAC4CAIAAABb11a+AAAgAElEQVR4nOzc5ZMc6Z0v

·         Sabuk Van Allen (Van Allen Belts)
Magnetosfera merupakan perisai Bumi terhadap partikel-partikel dari Matahariyang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup di Bumi. Partikel-partikel yangdatang ke arah Bumi dihadang oleh magnetosfera sehingga terkungkung di dalam medanini. Daerah tempat terkungkungnya partikel-partikel tersebut dinamakan Sabuk VanAllen (Van Allen Belts) sesuai dengan nama yang menemukannya, James A. Van Allen.Jadi Van Allen belts adalah pita-pita radiasi yang berbentuk kue donat terbuat daripartikel-partikel bermuatan yang terperangkap dalam medan magnetik Bumi.


D.      Inklinasi Magnetik

Inklinasi magnetik adalah sudut inklinasi (kemiringan) antara jarum magnet terhadap horizontal. Di daerah belahan Bumi Utara, titik Utara jarum magnet berinklinasike arah vertikal, sedangkan di belahan Bumi Selatan, titik selatan jarum magnetberinklinasi ke arah horizon. Perhatikan gambar berikut:











Gambar 2.6.Inklinasi Magnetik
data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAATQAAAEcCAIAAADGHN
Sudut inklinasi berbeda-beda untuk setiap tempat yang berlainan. Dari ekuator kearah kutub magnet, sudut inklinasi semakin besar dan tepat di kutub magnet harganyamaksimum, yaitu jarum magnet berhenti pada posisi tegak lurus. Garis yangmenghubungkan tempat-tempat di Bumi yang berinklinasi sama dinamakan isoclines(garis isoklin). Deklinasi magnetis adalah besarnya sudut yang dibentuk antara arahjarum magnet dengan garis bujur geografis, baik di sebelah timur maupun sebelah barat.Besarnya deklinasi berbeda-beda untuk setiap tempat. Garis yang menghubungkantempat-tempat di Bumi yang berdeklinasi sama dinamakan isogon. Isogon yangdeklinasinya nol disebut meridian magnetis.

Garis-garis isogon membujur dari satu titik di Utara menuju satu titik di Selatan.Titik-titik itu tidaklah sama dengan titik kutub-kutub geografis. Koordinat kutub Utaramagnet adalah 70° 05’ 03’’ Lintang Utara dan dan 96° 45’ 03’’ Bujur Barat, sedangkankoodinat kutub Selatan magnet adalah 740 06¢ Lintang Selatan dan 1540 08¢ Bujur Timur.

Secara definitif kita tidak dapat memberikan jawaban mengapa kutub-kutubmagnet Bumi bukanlah kutub-kutub Bumi? Mungkin penyebabnya tidak meratanyadistribusi daratan dan air. Pada beberapa tempat di muka Bumi, arah garis isoklinik danisogonik mengalami variasi definitif yang berhubungan dengan anomali-anomalimagnetis. Anomali magnetis telah dibuktikan adanya batuan atau massa besar yangmengandung magnet, misalnya biji besi dan mineral-mineral logam lainnya yang terletakdekat permukaan Bumi. Juga hal itu dapat disebabkan adanya struktur patahan yangdapat memindahkan batuan dengan sifat-sifat megnetis berbeda menjadi salingbersentuhan.

Intensitas dan sifat magnetis Bumi berbeda untuk setiap tempat dan berubahrubahsesuai posisi Bumi terhadap Matahari. Apabila jarum magnet secara tiba-tiba bergerak di luar batas variasi yang normal, hal ini menandakan adanya magnetic storm(badai magnetik). Gejala ini berlangsung dalam waktu yang singkat tetapi kadang-kadangsampai beberapa hari, biasanya akibat terjadinya petir, gempa bumi, atau letusan gunungberapi. Alat untuk mengukur intensitas kemagnetan dinamakan magnetometer.Pengetahuan mengenai kemagnetan Bumi dapat digunakan untuk eksplorasi(pencarian) mineral dan bahan tambang lainnya dengan azas geofisika.

(Asmi.2015)


E.   Bila Medan Magnet Bumi Bocor

Apa yang terjadi apabila dua batang magnet yang kutubnya sejajar didekatkan? Tentunya akan salik tolak menolak, demikian juga dengan interaksi medan magnet Bumi dan Matahari. Medan magnetik Bumi dianggap sebagai pelindung Bumi terhadap angin Matahari, dan interaksinya bergantung pada orientasi kutub-kutub magnetik Bumi dan Matahari.

Kedua medan magnetik Bumi dan Matahari mempunyai orientasi utara dan selatan. Arah kutub magnetik Bumi selalu menghadap pada arah utara-selatan. Demikian juga dengan Matahari, akan tetapi medan magnet Matahari secara periodis berubah orientasinya, kadang berkesejajaran (aligned) dengan medan magnet Bumi, kadang menjadi anti-sejajar (anti-algined).

Jika selama ini dipercaya bahwa medan magnet Bumi menjadi pelindung terhadap badai yang datang dari Matahari dan menghantam Bumi, karena kalau arah medan magnetnya saling berkesejajaran, tentunya yang terjadi adalah tolak menolak, sehingga perisai medan magnet sedang kuat-kuatnya, dan hanya sedikit partikel yang bisa masuk ke lingkungan Bumi, tetapi temuan terkini menunjukkan bahwa Bumi tidak sepenuhnya terlindung dari badai Matahari, karena adanya kebocoran pada medan magnet Bumi dan lebih banyak partikel yang masuk dan mengganggu lingkungan Bumi.

Sebelumnya, para ilmuwan Fisika Matahari mengetahui bahwa partikel-partikel Matahari memasuki magnetosfer Bumi ketika medan magnet Matahari mengarah ke selatan, yaitu ketika menjadi anti-sejajar dengan Bumi. Tetapi pengamatan terkini dari satelit-satelit THEMIS (Time History of Events and Macroscale Interactions during Substorms) menunjukkan bahwa yang terjadi tidaklah seperti itu.

Kebocoran ini jelas mengubah pandangan tentang bagaimana interaksi antara lapisan magnetsofer dengan angin matahari, karena dari kebocoran tersebut partikel-partikel yang datang dari angin Matahari datang lebih cepat dan lebih banyak dari yang selama ini diperkirakan dan seluruh interaksi bertentangan dengan yang selama ini telah dipelajari oleh para peneliti Matahari. Bila sebelumnya perisai medan magnet Bumi adalah pada saaat yang terkuat karena medan magnet saling tolak menolak, ternyata malah menjadi yang paling lemah.

Untuk melakukan pengukuran tersebut, maka ada lima wahana THEMIS yang dikirim untuk mengukur ketebalan pita partikel Matahari yang datang ketika medan magnet saling sejajar – ternyata ditemukan sampai mencapai 20 kali dari jumlah yang didapat ketika medan magnet saling anti-sejajar. Pengukuran THEMIS dilakukan seiring wahana melalui pita, dengan dua wahana berada pada batas yang berbeda dari pita; dan ternyata pita yang ditemukan mencapai setebal radius Bumi (sekitar 6437 km). Pengukuran lanjutan menunjukkan juga bahwa pita tersebut juga membesar secara cepat.

Bagaimana kebocoran tersebut dapat dideteksi? Ketika partikel-partikel Matahari mengalir dibawa oleh angin Matahari, angin tersebut membawa juga medan magnet Matahari mengarah ke Bumi. Medan magnet yang dibawa tersebut melapisi medan magnet Bumi saat sampai. Kendati pada wilayah katulistiwa mengarah pada arah yang berkesejajaran, tetapi pada lintang yang lebih tinggi, arahnya menjadi saling anti-sejajar. Dan ketika gaya yang bekerja menekan kedua medan tersebut bersamaan maka terjadi saling mengkait antara kedua medan magnet (saling menempel sebagaimana dua magnet yang saling berbeda arah gaya), dalam sebuah proses yang disebut sebagai rekoneksi magnet. Proses tersebut mengakibatkan adanya sobekan pada uda lubang pada medan magent Bumi dan menambahkan wilayah yang memungkinkan partikel-partikel dari Matahari masuk ke magnetosfer.

Ketika siklus sebelumnya medan magnet Matahari yang menghantam bumi mulai dari anti-sejajar kemudian menjadi sejajar, maka pada siklus ini yang terjadi adalah sebaliknya, mulai dari ketika medan magnet Matahari anti-sejajar kemudian menjadi sejajar, yang berarti adanya amplifikasi pada bagaimana badai saat menghantam Bumi. Dengan demikian, maka efek yang terjadi pada siklus ke -24 mendatang menjadi lebih besar daripada yang sebelumnya diperkirakan.
(Wardani.2016)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum pengukuran medan magnet bumi sebagai berikut :
1.      Sebuah kumparan berbentuk lingkaran dengan 150 lilitan
2.      Sebuah magnet kecil berbentuk persegi panjang atau silinder
3.      Sebuah voltmeter atau multimeter untuk mengukur beda potensial
4.      Sebuah power supply
5.      Penyangga dari kayu
6.      Sebuah penggaris
7.      Kertas putih
8.      Kertas grafik
9.      Sebuah stopwatch
10.  Plastisin/lilin warna
11.  Kabel listrik
12.  Kabel prove
13.  Saklar
14.  Kompas
15.  Sebuah protractor

3.2 Desain percoban
Adapun desain dari praktikum adalah sebagai berikut :



3.3 Prosedure percobaan
Adapun prosedure percobaan pada praktikum adalah sebagai berikut :
1.      Merangkai alat yang digunakan dalam percobaan seperti gambar desain percobaan
2.      Menempatkan kompas di tepi kumparan putar dengan penyimpangan mula-mula adalah nol.pastikan agar medan magnet pada kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet bumi
3.      Menghubungkan alat tegangan listrik
4.      Menghubungkan saklar pada kabel di rangkaian
5.      Naikkan perlahan teganagn dari power supply sampai jarum kompas menyimpang sebesar sudut tetha
6.      Mencatat setiap perubahan(arus penyimpangan)
7.      Membuat grafik tan tetha
8.      Menghitung kemiringan yang dialami kompas
9.      Menghitung medan magnet bumi


DAFTAR PUSTAKA

Asmi, Sabana.2015. Medan Magnet Bumi. Diunduh dari http://sabanaasmi.blogspot.co.id/2015 /04/medan-magnet-bumi.html. pada tanggal 5 Mei 2017 pukul 13.00 WIB.

Wardani, Retno. 2016. Behaviour Default. Diunduh dari http://retnowardaniphisics.blogspot. co.id/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html. pada tanggal 6.Mei 2017 pukul 16.00 WIB

Wibowo. 2015. Terbentuknya Medan Magnet Bumi. Diunduh dari http://pakgurufisika.blogspot. co.id /2015/08/terbentuknya-medan-magnet-bumi.html. pada tanggal 5 Mei 2017 pukul 17.00 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PRAMUKA DUNIA

alat ukur ticker timer